Senin, 13 Januari 2020

Esai


Miskin integritas

Integritas siswa saat ini semakin lama semakin berkurang. Mereka hanya berfokus dengan nilai yang harus bagus. Untuk mendapatkan nilai yang terbaik tentunya harus ada usaha yang gigih dan tak pantang lelah dalam belajar. Namun cara itu tidak berlaku bagi siswa yang miskin integritas. Mereka hanya ingin nilai yang terbaik dengan menghalalkan segala cara. Sistem ujian berbasis android ternyata tidak menjamin kejujuran saat ujian karena masih terdapat siswa yang berusaha menyontek seperti membawa dua gawai, dan gawai yang memiliki fitur splite screen tentunya dapat membantu mereka dalam menyontek. Sebenarnya apa alasannya menyontek? Padahal kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh sebuah angka nilai dari mata pelajaran apalagi nilai yang didapatkan tidak sesuai dengan kemampuan. hal ini justru malah merugikan mereka yang menyontek saat ujian masuk perguruan tinggi karena mereka tidak mengetahui sebesar apa keampuan mereka. Mungkin beberapa dari siswa yang menyontek ingin masuk perguruan tinggi negeri(PTN) lewat jalur raport (SNMPTN), padahal diterima PTN dengan Jalur SNMPTN sangat sedikit peluangnya. Beberapa dari mereka juga mengatakan alasan menyontek karena faktor Internal. Yupz! Tuntutan dari orang tua yang masih mengukur kepintaran seorang anak lewat nilai.
Kita tentu masih ingat pidato pak Nadiem Makarim(Mendikbud) dalam rangka peringatan hari guru nasional . Beliau menuturkan “ anda(guru) frustasi karena anda tahu bahwa di dunia nyata kemampuan berkarya dan berkolaborasi akan menentukan kesuksesan anak, bukan kemampuan menghafal”. seharusnya hal ini menyadarkan siswa yang masih menyontek. Karena buat apa mereka menyontek jika nilai bagus mereka tidak menentukan kesuksesan karena nilai yang didapatkan bukan berdasarkan seberapa dalam mereka mempelajari ilmu yang kelak akan digunakan dimasa depan.
Kejujuran itu tidak didapatkan secara instan , sifat keujujuran harus dilatih. Awalnya memang berat dan menyakitkan saat kita sudah keras belajar dan jujur saat ujian tapi nilai kita dikalahkan begitu saja oleh orang yang berbuat curang. Tapi sabarlah, disaat itulah kita mengenal diri sendiri. kita mengenal apa kemampuan kita,seberapa dalam kemampuan kita dalam menuntut ilmu. Jika kita sadar bahwa kesuksesan tidak ditentukan oleh nilai,kita akan bersyukur karena kita akan terus belajar dan berkembang. Berbeda dengan mereka yang menyontek akan sulit berkembang karena mereka tidak mengetahui seberapa besar kemampuan mereka.
Di dunia ini sangat banyak orang pintar namun sedikit orang yang jujur. Menyontek sama saja dengan menumbuhkan jiwa koruptor. Kelak, saat menjadi orang tua, jadilah orang tua yang selalu mendukung kemampuan anaknya dan tidak menuntut nilai mereka harus jadi yang terbaik. Dan ingatlah “apa yang kamu tanam sekarang, hasilnya akan kamu tuai”. Setiap perbuatan jujur akan memiliki jalan cerita yang indah.




Sumber :majalah oasis/1dekade


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pranatacara

Pranatacara yaiku paraga kang nduweni ejibahan nglantarake titilaksana ing acara. Urut- urutane teks pranatacara yaiku : 1.     Sa...